AGEN CASINO - Pekan
lalu, dunia bersorak setelah satelit Philae berhasil mendarat di
permukaan komet 67P/Churyumov. Misi Badan Antariksa Eropa (ESA) itu
dianggap prestasi bersejarah, karena manusia akhirnya sanggup memeriksa
struktur komet. Temuan Philae diharap berlanjut pada jawaban lain atas
proses pembentukan alam semesta.
Adapun tidak semua orang
bahagia dengan kesuksesan misi diberi nama Rosseta tersebut. Sekelompok
penggagas teori konspirasi menilai ESA menutup nutupi fakta sebenarnya
dari pendaratan satelit itu. Konon,
bagi yang percaya, tujuan ESA mengirim wahana antariksa ke benda langit
ukuran raksasa ini adalah untuk berkomunikasi dengan alien.
Situs UFO Sightings
Daily sangat bersemangat mengungkap fakta itu. Para penggila konspirasi
ini menilai sangat tidak masuk akal dari berbagai jenis komet yang
melintas di atas bumi, ESA sejak bertahun tahun lalu mematok satelit
mereka harus bisa mendarat di Komet Churyumov. Tak
kurang, surat kabar sekelas the Guardian mengutip pernyataan salah satu
pejabat ESA, membenarkan komet itu mengeluarkan suara aneh mirip
nyanyian.
Konspirasi seputar misi
Philae hanya satu dari berbagai teori teori tandingan terkait misi
antariksa. Pencapaian Amerika Serikat, Rusia, atau negara maju lainnya
menjelajahi antariksa diduga punya agenda terselubung. Apa saja teori konspirasi yang berkembang soal misi antariksa yang pernah tercatat dalam sejarah?
Berikut adalah 5 Teori Konspirasi Tentang Misi Antariksa Dunia :
1. Manusia tak pernah mendarat di bulan
Ini adalah teori
konspirasi paling menggemparkan dan terkenal terkait misi ke antariksa.
Klaim Amerika Serikat sanggup mendaratkan manusia di bulan dianggap
sebagian kalangan cuma hoax. Rekaman
pendaratan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin diyakini bikinan Hollywood.
Para penggila teori konspirasi dalam berbagai forum Internet rutin
membahas hal-hal ganjil dari pendaratan pada 1969 itu.
Misalnya bendera Amerika
yang bisa berkibar, padahal bulan hampa udara. Demikian pula pantulan
cahaya yang tidak konsisten karena radiasi matahari di luar angkasa
berbeda dari bumi. Ada juga yang berspekulasi, ini hanya taktik AS
memprovokasi Uni Soviet, sehingga negara komunis itu mengarahkan
anggaran pada misi antariksa lalu lupa mengurus ekonomi.
Badan Antariksa AS
(NASA) dan beberapa ilmuwan kerap membantah tudingan miring itu. Salah
satu jawabannya adalah bebatuan dari bulan. Tapi
kubu penggila konspirasi tak menyerah. Mereka mempertanyakan, bila
memang manusia sanggup ke bulan, mengapa tiga dekade setelah pendaratan
Misi Apollo tidak ada lagi wahana yang dikirim ke satelit bumi tersebut.
2. Banyak kosmonot Soviet mati di luar angkasa
Ini salah satu
konspirasi yang berkembang saat era Perang Dingin. Ketika itu, Amerika
Serikat bersaing dengan Uni Soviet untuk mencapai luar angkasa lebih
dulu. Soviet
terbukti unggul, setelah kosmonot Yuri Gagarin jadi manusia pertama
berada di luar angkasa pada 1961. Tak lama, media-media AS mengutip
pernyataan salah satu saudara tim kosmonot lainnya, bahwa sebelum Yuri
sukses, ada beberapa orang yang sudah dikirim melintasi atmosfer.
Para pendaulu Yuri itu
diduga tewas. Salah satu saksi bernama Cordiglia bahkan mengaku pernah
mendengar rekaman seorang kosmonot minta tolong dari luar angkasa. Pemerintah
Soviet membantah semua spekulasi itu. Teori ini kerap dipakai media AS
untuk mendiskreditkan negara komunis tersebut dalam isu misi antariksa.
3. Bumi tak bulat, misi antariksa dianggap bohongan
Ini salah satu teori
konspirasi paling absurd mengkritik misi antariksa. Tudingan ini muncul
pada 1956, saat Perang Dingin antara Amerika dan Soviet makin memanas. Warga
Inggris bernama Samuel Shenton membentuk organisasi, bahkan merekrut
orang, untuk berkampanye bahwa bumi sebetulnya datar seperti dugaan
gereja dan manusia berabad-abad lalu.
Klaim ilmuwan baik dari
AS maupun Soviet dinilai hanyalah kebohongan supaya mereka punya alasan
membuat proyek roket. Sampai sekarang, organisasi ini masih bertahan
dengan 420 anggota yang setia. Pemimpinnya berganti Daniel Shenton,
putra mendiang Samuel. Agenda mereka adalah mengecam setiap misi antariksa sebagai kebohongan.
4. AS rajin sebar satelit mata-mata
Amerika Serikat termasuk
rajin mengirim satelit ke atas atmosfer planet. Dari ratusan yang sudah
mengorbit, cuma beberapa diakui sebagai alat mata-mata. Para
penggila teori konspirasi menyanggah pengakuan NASA tersebut. Mereka
meyakini, nyaris seluruh satelit yang dimiliki AS sebetulnya memiliki
fungsi memantau negara musuh.
Salah satu yang jadi
perdebatan adalah satelit 193. Baru diluncurkan pada 2006, wahana
antariksa itu ditembak jatuh oleh AS sendiri pada 2008. Alasan NASA,
satelit ini mengalami kerusakan bahan bakar, sehingga harus dijatuhkan
dari orbit. Para
penggila teori konspirasi menduga satelit itu ketahuan oleh Rusia atau
China, digunakan sebagai alat memata-matai lokasi pertahanan strategis.
5. Pendaratan di komet untuk ajak ngobrol alien
Manusia membuat sejarah
dengan mendaratkan robot satelit di sebuah komet. Satelit hasil
kerjasama Badan Luar Angkasa Amerika (NASA) dan Badan Luar Angkasa Eropa
(ESA) itu berhasil mendarat di sebuah komet diberi nama 67P. Namun
peristiwa itu menimbulkan teori konspirasi yang menyebutkan robot itu
sebetulnya bukan mendarat di komet, melainkan pesawat asing tak dikenal
(UFO), seperti dilansir surat kabar Mirror pekan lalu. Pesawat UFO itu
dikatakan sedang berusaha berkomunikasi dengan manusia.
Dalam sebuah surat
elektronik yang dipublikasikan oleh UFOSightingsDaily.com, disebutkan
Komet bernama 67P itu sebenarnya adalah pesawat alien atau makhluk luar
angkasa. Surat elektronik (surel) itu berasal dari salah satu pegawai
(ESA). Peristiwa
itu kata dia, adalah bentuk upaya komunikasi pertama antara manusia
dengan alien. Dalam surel itu juga dikatakan NASA dan ESA berusaha
menutup nutupi kejadian yang sebenarnya.
Jangan berpikir agensi
ruang angkasa ini tiba-tiba memutuskan untuk membuang miliaran dolar
untuk membangun dan mengirimkan pesawat luar angkasa dan selama 12 tahun
hanya mengambil gambar jelas dari sebuah komet yang melintas di luar
Bumi. Komet 67P
itu bukanlah sebuah komet. 20 tahun lalu NASA mulai mendeteksi sinyal
radio yang berasal dari sumber yang tidak diketahui di luar angkasa.
Kemudian suara tersebut diketahui dari sesuatu yang saat ini dinamai
komet 67P, kata surat elektronik itu.
Bagian akhir dari surat itu mengatakan pesawat alien itu sesungguhnya tidak meminta untuk ditemukan atau diteliti. Ahli
UFO Scott Waring mengatakan dia percaya sinyal sinyal yang berasal dari
komet itu adalah ucapan salam perkenalan kepada manusia. Jika
hal ini merupakan ancaman, mereka tidak mengizinkan pesawat ESA untuk
mendarat di sana. Saya percaya pendaratan pesawat ESA seperti pertanda
salaman pertama dengan mereka. Dalam waktu dekat ESA juga mungkin akan
melakukan tindakan lain, ujar Waring.
No comments:
Post a Comment